RumahCom - Kendati dibayangi oleh krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika, pasar properti di Tanah Air diprediksi tetap bertumbuh positif. Optimisme ini didukung oleh perekonomian dalam negeri yang kuat, tingkat suku bunga yang rendah, serta sentimen investor yang terus membaik.
Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat membaik dengan GDP sekitar 6%. Suku bunga BI rate yang kini turun menjadi 6% pun merupakan yang terendah sepanjang sejarah. “Hal ini tentu akan mendukung pertumbuhan properti Indonesia,” kata Anton Sitorus, Kepala Riset Jones Lang LaSalle – Procon pada Media Briefing, Rabu, (25/1).
Pertumbuhan permintaan yang terjadi di semua sektor properti sepanjang tahun 2011 lalu diproyeksikan akan terus berlanjut di tahun ini. Hal ini diperkuat oleh tren penyerapan pasar, baik aktivitas jual-beli maupun sewa, yang dalam beberapa bulan terakhir masih menunjukkan kenaikan bervariasi. Oleh sebab itu, harga jual dan sewa properti komersial dan residensial di Jakarta pun diperkirakan akan terus meningkat di tahun ini.
“Peringkat investment grade bagi Indonesia oleh dua lembaga pemeringkat internasional, yaitu Fitch dan Moody’s menunjukkan kepercayaan investor global terhadap struktur dan pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin membaik,” kata Todd Lauchlan, Country Head Jones Lang LaSalle – Procon. “Hal ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di wilayah Eropa dan Amerika, dimana sentimen pasar dan investor semakin melemah. Bahkan beberapa negara di wilayah tersebut mengalami degradasi dalam peringkat investasinya.”
Todd Lauchlan memberi bukti, ketika banyak perusahaan asing dan internasional melakukan perampingan bisnis di Eropa dan Amerika, perusahaan-perusahaan tersebut justru melakukan ekspansi usahanya di Indonesia. Hal ini, katanya, juga tercermin dari pertumbuhan permintaan ruang kantor belakangan ini yang kebanyakan berasal dari perusahaan-perusahaan perbankan, lembaga sekuritas, asuransi, manufaktur, consumer goods, serta perusahaan minyak dan pertambangan.
Anton Sitorus mengatakan penyerapan ruang kantor komersial di wilayah CBD (segitiga emas Jakarta) sepanjang tahun 2011 lalu mencapai 420.000 m2 atau meningkat sebesar 78% dibanding tahun sebelumnya. Angka tersebut merupakan rekor penyerapan pasar tertinggi dalam sejarah perkembangan pasar perkantoran di Jakarta.
Sementara itu di wilayah Non-CBD, permintaan ruang kantor di 2011 juga mengalami kenaikan 154%, menjadi 143.000 m2. Seiring pertumbuhan permintaan, harga sewa ruang kantor pun mengalami lonjakan yang cukup tajam.
Sewa ruang kantor rata-rata di CBD tahun lalu naik sebesar 20%, bahkan di segmen gedung Grade A, kenaikan harga sewa ruang kantor mencapai 32% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, kenaikan harga sewa ruang kantor di wilayah Non-CBD mencapai sekitar 10% di 2011 lalu.
Sumber : Rumah.com
0 komentar:
Post a Comment